Perempuan Hebat Ini Namanya Lely Pelitasari


Lely Pelitasari Soebekty dan Muhammad SaadSekira 30 orang berdiri menyerupai setengah lingkaran. Di sebuah restoran khas Sunda Bekasi dua pekan silam. Semua pandangan pun mengarah ke titik pusat perhatian tuan rumah, Lely Pelitasari Soebekty, yang tengah memberi sambutan selamat datang.

Hari itu, Minggu 21 Februari 2016, ia mengundang kerabat dan beberapa sahabatnya untuk dua buah momen penting sekaligus. Syukuran pengangkatan dirinya sebagai komisioner ORI, sekaligus perayaan ulang tahun suami tercinta, Muhammad Saad.

Saya hadir sebagai sahabat Lely dan Saad, dengan tugas khusus mendokumentasi foto. Sekalipun hanya seorang “tukang foto”, tak rugi Lely mengundang saya. Lantaran dari undangan tersebut muncul tulisan singkat feature ini. 😃

Dalam sambutannya, Lely bercerita sepenggal perjalanan hidupnya dalam satu tahun terakhir yang dinilainya luar biasa. Bulan Februari 2015 ia diangkat sebagai direksi Perum Bulog, menjabat sebagai Direktur Pelayanan Publik. Dan baru 5 bulan menjabat, ia pun ikhlas ketika amanah itu dicabut. Dalam kurun tersebut, ia menerima dua surat dari Menteri BUMN. Surat Pengangkatan & Surat Pemberhentian.

Tak ada kamus kata “menyerah” dan “pasrah” pada diri Lely Pelitasari. Ia justru menjadikan waktu yang luang untuk konsentrasi pada keluarga, sembari mencari peluang medan pengabdian yang lain. Dan Alhamdulillah, ia ikut proses seleksi komisioner ombudsman hingga akhirnya terpilih. Bulan Februari 2016 silam ia catat sebagai momen “kelahiran kembali” dalam sejarah hidupnya dengan turunnya SK Pengangkatan dari Presiden RI sebagai Wakil Ketua Ombusdman Republik Indonesia (ORI) –sebuah lembaga negara pengawas pelayanan publik.

Usai bicara tentang liku-liku hidup dalam satu tahun terakhir, Lely yang hari itu berpakaian anggun berkisah sedikit tentang suaminya, Muhammad Saad, yang berdiri setia di sampingnya. Suaranya makin pelan. Tak kuasa ia membendung linangan air mata. Raut wajahnya sembab. Tetes demi tetes air mata membasahi pipinya. Haru namun terselip kebahagiaan. Tak pelak, hadirin pun ikut larut dalam suasana keharuan.

lely_pelitasari_soebekty_hmiwati_pb_hmi_periode_1997_1999

lely_pelitasari_nadhirah_seha_nur_resla_helwa_alkatiri_yanti_susanti_illa_holilah_siti_mahmudah

***

Ia tak bisa melanjutkan kisah tentang suaminya itu. Namun semua hadirin serasa mahfum adanya. Tak perlu ia cerita pun, semua orang yang mengenalnya niscaya salut dan angkat topi atas peran besarnya sebagai seorang istri. Tegar, tabah dan tawakal. Semua jalan pengobatan ia tempuh agar suaminya yang sakit saat itu pulih seperti sediakala. Dan sejatinya, Lely berhasil.

Beberapa waktu sebelumnya, sang suami yang tengah meniti karir di Kementerian Pertanian terserang stroke. Hingga koma beberapa saat di rumah sakit. Pada saat yang sama bintang Lely yang meniti karir di Perum Bulog sejak 1997 tengah bersinar-sinarnya. Ia putuskan ambil cuti, dan konsentrasi mengurus suami. Pada saat yang sama ia juga musti mencurahkan perhatian kepada tiga orang putranya yang sedang beranjak dewasa.

Segala pikiran, tenaga dan biaya ia curahkan agar sang suami kembali sehat wal afiat. Perjuangan nan berat itu pun membuahkan hasil nyaris sempurna. Mungkin hanya segelintir orang yang menderita stroke cukup akut bisa pulih seperti sediakala. Muhammad Saad, suami Lely Pelitasari itu, termasuk satu diantaranya.

Lely nyaris mengajukan pengunduran diri dari Perum Bulog lantaran ingin total mengurus suami yang tengah mendapat musibah. Namun tak diizinkan atasan. Ia pun mengenang momen tersebut, “Waktu Mas Saad masuk rumah sakit itu saya memang sudah mengajukan cuti besar dan resign kepada atasan, tapi tidak diizinkan. Beliau mengatakan agar saya mengurus Mas Saad, dan kantor bisa diatur dari rumah sakit. Lantaran, menurut atasan, toh banyak teman-teman yang bantu”. Alhasil ia tidak jadi resign.

Demi keluarga pula, pada 2007 silam ia pernah resign dari jabatan yang tengah disandangnya di Perum Bulog. Semata-mata demi mengurus dua dari tiga putranya yang kala itu tengah membutuhkan perhatian lebih dan serius.

Dalam proses pemulihan dari kondisi sakit kembali sehat, di samping peran besar keluarga –dalam hal ini istri– tak boleh dinafikan pula dukungan kerabat dan sahabat-sahabat dekat. Dalam kasus cobaan yang menimpa salah seorang keluarga Lely, dukungan moral yang mengalir deras dari rekan-rekan Perum Bulog, Keluarga Besar IPB dan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan sebagainya, berkontribusi mempercepat masa pemulihan suaminya, Muhammad Saad.

Di mata saya, Lely Pelitasari bukan hanya cantik dan smart, namun juga perempuan hebat. Dalam karirnya saat itu di Perum Bulog yang tengah menanjak, ia bisa memilah dan memilih: karir atau keluarga. Pada taraf tertentu ia lebih memilih berat pada keluarga sebagaimana tersurat di atas, walaupun karir juga tak dikesampingkan. Bagaikan mendayung di antara dua buah karang terjal dan berkelok-kelok, namun keduanya dilalui dengan selamat.

Karir di puncak sebagai salah satu direksi Perum Bulog ia raih, sekalipun hanya sebentar. Bukan lantaran ia tak memiliki kompetensi, namun semata-mata dikorbankan sebagai “kambing hitam” suatu kebijakan. Ia menerimanya dengan ikhlas.

Pada dasarnya Lely itu laksana koin emas. Ditempatkan di mana saja akan laku dan tetap berkilauan. Semoga demikian adanya dia di Ombusdman Republik Indonesia (ORI).

lely_pelitasari_soebekty_muhammad_saad_dan_keluarga

kiri_ke_kanan_afdhal_za_joni_nur_ashari_lely_pelitasari_yuyon_ali_fahmi_dan_syamsul_qomar

lely_pelitasari_dwiki_setiyawan_syamsul_qomar_rahmi_purnamawati_betty_idroos

****

Riwayat Hidup Singkat Lely Pelitasari:

Foto Diri Wakil Ketua Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Lely Pelitasari Soebekty

Nama lengkapnya Lely Pelitasari Soebekty, SP, ME. Lahir di Cirebon, 16 Desember 1972. Ia menempuh pendidikan S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian IPB tahun 1995 dan S2 Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FE UI tahun 2005.

Lely aktif di organisasi intra dan ekstra kampus. Seperti Ketua Bidang Litbang Senat Mahasiswa IPB tahun 1994-1995, Ketua Biro Lingkungan Hidup Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) IPB tahun 1993-1994, Ketua Umum KOHATI HMI Cabang Bogor, dan Ketua Bidang Intern Korps HMI-Wati (KOHATI) Pengurus Besar HMI tahun 1995-1997. Meski menjadi aktivis kampus, Mantan Kepala Sekretariat Himpunan Alumni IPB ini tercatat sebagai Mahasiswa Berprestasi I Fakultas Pertanian IPB tahun 1993.

Selama menempuh berbagai jenjang karirnya, perempuan yang pernah menjadi Asisten Dosen Luar Biasa IPB ini memiliki segudang pengalaman dalam bidang hukum atau pemerintahan yang menyangkut penyelenggaraan pelayanan publik. Di antara pengalaman tersebut antara lain: Direktur Pelayanan Publi Perum BULOG tahun 2015, Anggota Tim Koordinasi Program RASKIN Tingkat Pusat tahun 2013-2015, Kepala Divisi Penyaluran pada Perum BULOG tahun 2013-2015, Anggota Tim Pengendali Inflasi (TPI) tahun 2011-2013, Kepala Divisi Analisa Harga dan Pasar pada Perum BULOG tahun 2010-2013, Kepala Sub Divisi Regional Karawang pada Perum BULOG tahun 2010, Kepala Bagian Tata Usaha pada Perum BULOG tahun 2008-2010, Anggota Satgas G-33 WTO tahun 2007-2008, Kepala Sub Divisi Perencanaan Divisi Perencanaan Operasi Publik pada Perum BULOG tahun 2003, Staf Direktorat Pengadaan Luar Negeri pada BULOG tahun 1998-2003, dan Staf Puslitbang BULOG tahun 1997-1998.

Curriculum Vitae Lely Pelitasari dalam format Pdf:

CV Lely Pelitasari Soebekty

*****

Catatan: Semua foto yang diunggah dalam postingan ini merupakan dokumentasi pribadi penulis. 😉

Tentang Dwiki

Simpel dalam menatap hidup dan menapaki kehidupan!
Pos ini dipublikasikan di Profil dan tag , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Perempuan Hebat Ini Namanya Lely Pelitasari

  1. Hendy berkata:

    Subhanallah… barakallah untuk mbak Lely dan keluarga

Tinggalkan komentar