Berburu Buku Baru, Bekas dan Langka di Bursa Buku


Buku Gudang Ilmu Pengetahuan Berburu BukuSeringkali dikatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Lantaran dengan buku hal-hal yang tadinya tidak diketahui, kita menjadi tahu dan paham karenanya. Demikian pula terlontar pendapat bahwa buku adalah pengantar kesuksesan (books are road to success). Itupun adagium yang tak terbantahkan.

Penyair Arab Al-Jahiz yang hidup pada Abad VIII Masehi, sebagaimana dikutip Mehdi Nakosteen dalam buku History of Islamic Origins of Western Education A.D. 800-1350, menggoreskan perumpamaan pentingnya buku. “Buku akan diam selama Anda membutuhkan kesunyian, akan fasih berbicara kapan pun Anda menginginkan wacana. Ia tidak pernah menyela Anda jika Anda sedang berbicara, tetapi jika Anda merasa kesepian maka ia akan menjadi sekutu yang baik. Ia adalah teman yang tidak pernah mencurangi atau memuji Anda dan ia adalah teman (saudara) yang tidak pernah membosankan Anda.”

Pada bagian lain buku karyanya, Nekosteen juga menyitir Muhyiddin Ibnu Al-Arabi, seorang filosof dan penyair sufi kenamaan yang membandingkan sebuah buku dengan sebuah kebun buah-buahan dan kebun raya, sebuah(penyambung) lidah bagi orang yang mati, juru bicara bagi orang yang hidup- “Seorang tamu sore hari yang tidak  pernah tidur hingga Anda tidur dan tidak pernah mengucapkan kata-kata kecuali apa yang menyenangkan Anda, dan tidak pernah membuka rahasia. Ia adalah tetanggayang paling setia, teman yang pantas (adil), rekan yang patuh, guru yang rendah hati, teman yang ahli dan bermanfaat, tidak suka membantah atau menjenuhkan”.

Dalam hidup dan kehidupan, buku bukan hanya sebuah alat namun juga sarana agar kualitas hidup kita meningkat dan bermartabat. Jelaslah bahwa buku merupakan elemen penting dalam peradaban manusia.

Reportase Jumlah Buku Terbitan Indonesia

Reportase Jumlah Buku Terbitan Indonesia

Terkait dengan topik tulisan ini, harian Kompas pada medio Januari 2014 silam menurunkan reportase tentang jumlah buku yang diterbitkan negeri ini. Dikatakan bahwa Indonesia hanya menerbitkan sekitar 24.000 judul buku per tahun dengan rata-rata cetak 3.000 eksemplar per judul. Dalam setahun, Indonesia hanya menghasilkan sekitar 72 juta buku.

Tiga ribu eksemplar per judul. Per pengarang. Katakanlah buku yang ditulis seorang pengarang mencapai cetakan ke-5, maka hasilnya 3.000 x 5= 15.000 eksemplar. Jika pakai sistem royalti, katakanlah setiap buku mendapat Rp 5000,- atau 10% dari harga buku Rp 50.000,- maka baru pada cetakan kelima ia mendapat royalti Rp 75.000.000,-

Sedangkan untuk mencapai cetakan buku kelima, seorang pengarang membutuhkan waktu lima tahun, maka per tahun royaltinya hanya Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah). Dengan demikian, betapa susahnya apabila seseorang mengandalkan hidup sebagai seorang pengarang buku belaka.

Di Indonesia, sedikit sekali orang bisa hidup cukup untuk tidak mengatakan kaya dari berkarya sebagai penulis buku. Sebagian orang menulis buku kadangkala dipakai sebagai batu loncatan sahaja: ia berharap bukunya diadaptasi sebagai sebuah sinetron atau film layar lebar. Atau jadi terkenal dengan menulis buku, lantas ditinggalkan setelah seseorang tersebut dapat tempat nyaman di suatu tempat dari koneksinya sebagai ‘penulis buku terkenal’.

Dengan memperhatikan rata-rata cetak 3.000 eksemplar per judul, nampak bahwa sebuah judul buku tertentu sesungguhnya langka di pasaran dibandingkan pangsa pasar  Indonesia yang bejibun jumlahnya. Ini pula indikasi betapa daya beli dan minat baca masyarakat sangat rendah.

Lantaran langka seperti saya singgung di atas, maka tidak setiap judul buku tertentu tersedia di toko-toko buku kesayangan Anda. Atau pernah tersedia, tapi lantaran tidak laku-laku maka dikembalikan ke penerbitnya.

Tak heran jika  kemudian kita sukar mencari buku yang tengah dicari-cari di sebuah toko buku. Di kota-kota besar Indonesia, karenanya bertebaran bursa-bursa buku di luar mainstream toko buku. Di samping sebagai ‘buangan’ dari para penerbit yang bukunya kurang laku di toko buku, saat ini bursa-bursa buku tersebut juga menyediakan buku-buku baru, bahkan buku langka.

Bursa buku Senen di Jakarta Pusat beberapa tahun yang silam cukup dikenal warga sebagai ajang transaksi buku-buku baru, bekas dan langka. Kini berburu buku di bursa buku bukan hanya di Senen saja. Walau kondisinya memprihatinkan, bursa buku langka di Komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur masih ada hingga saat ini. Jika beruntung kita bisa mendapatkam buku antik di TMII.

Bursa buku di Jakarta tidak melulu di tempat-tempat kumuh dan bising. Di lantai dasar Blok M Square Jakarta Selatan yang cukup nyaman dan aman lokasinya sudah cukup lama tergelar bursa buku baru, bekas dan langka. Demikian pula bursa-bursa buku lainnya seperti di Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Medan, Makassar dan sebagainya.

Salah satu yang membedakan tatkala kita berburu buku tertentu di bursa buku dengan toko buku di mal-mal tentu saja kepandaian menawar. Lantaran ada cukup selisih harga antara kita membeli buku baru di toko buku dan bursa buku.

Tidak kalah pentingnya selain faktor selisih harga, yaitu keberuntungan mendapatkan buku yang diidam-idamkan dengan harga miring. Di sini berlaku kepintaran berdiplomasi dan olah gestur. Apabila Anda pandai berdiplomasi namun gestur menunjukkan minat tinggi terhadap sebuah buku, maka penjual akan bergaya jual mahal. Jadi yang penting pandai-pandailah mengelola situasi dan kondisi tatkala berburu buku di bursa buku.

Bursa Buku Blok M Square

Bursa Buku Blok M Square

Bursa Buku Baru, Bekas dan Langka Blok M Square Jakarta Selatan

Bursa Buku Baru, Bekas dan Langka Blok M Square Jakarta Selatan

Hal lain terkait buku yakni makin mahalnya harga-harga buku di pasaran. Sudah saya singgung di atas bahwa disamping minat baca rendah, masyarakat Indonesia berdaya beli rendah. Oleh karena kiranya pemerintah wajib menggenjot daya beli buku bukan dengan slogan dan kata-kata manis, namun subsidi yang signifikan kepada para penerbit untuk setiap buku yang diterbitkan. Selain itu proyek-proyek penerjemahan buku-buku asing yang bermutu (dan meninggikan harkat martabat manusia Indonesia) perlu digencarkan.

Buku Sebagai Pengantar Kesuksesan

Buku Sebagai Pengantar Kesuksesan

*****

Tentang Dwiki

Simpel dalam menatap hidup dan menapaki kehidupan!
Pos ini dipublikasikan di Gaya Hidup dan tag , , , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Berburu Buku Baru, Bekas dan Langka di Bursa Buku

  1. Ujang Sundana berkata:

    Saya koq merasa harga buku yg ada di toko buku nainstream itu mahal ya Mas? Sebuah novel kini bisa berharga 80ribu-an lebih. Mahal untuk ukuran kocek pekerja pabrik seperti saya.

    Jadi seringnya saya mencari di loak atau di bursa buku seperti yg dituliskan Mas disini. Nah, yg di Blok M Square ini belum saya kunjungi.

    Maaf tanya nih Mas. Kalau di Bekasi ada gak ya semacam bursa buku di Blok M Square itu?

Tinggalkan komentar