Ini sebuah joke dokumentasi foto yang saya peroleh dari acara Buka Bersama (Bukber) Kompasiana yang berlangsung di Rumah Makan Dapur Sunda Cipete Jaksel (14/9). Lantaran sebuah joke ala blogger, jangan dianggap serius judul dan isi postingan ini.
Sekarang mari kita perhatikan dua buah gambar agak buram berikut ini:
Sesama Admin Kompasiana Dilarang Bertengkar (dwiki dok)
Apabila kita perhatikan dokumentasi gambar di atas, kesan sekilas yang nampak seolah-olah Admin Kompasiana Iskandar Jet (kiri) dan Pepih Nugraha (kanan) sedang “bertengkar” sesuatu. Padahal sesungguhnya mereka bukan sedang bertengkar. Mereka berdua tengah menerapkan filosofi sesama bis kota: dilarang saling mendahului (untuk siapa yang berbicara lebih dahulu).
Saling mempersilakan. Kira-kira demikianlah prinsip yang mereka anut berdua. Termasuk dalam mengelola Kompasiana ini. Diantara mereka berdua, seakan tidak ada perasaan yang satu lebih unggul ketimbang lainnya. Karena itu, kerjasama tim gampang terbangun.
Iskandar Jet lah kemudian yang mendapat giliran untuk mempresentasikan rencana tampilan wajah baru Kompasiana mendatang. Pepih hanya menambah pernik-pernik dari yang telah dijelaskan oleh Iskandar. Kelihatan rukun. Dan memang, itu selaras dengan ungkapan Jawa, “rukun agawe santoso” (rukun membuat diri kuat).
Melihat dan mencermati para admin Kompasiana di luar Iskandar dan Pepih yang “tumplek bleg” di acara Bukber tempo hari itu, saya punya kesan bahwa ke depannya Kompasiana ini akan tambah berkembang, maju dan diperhitungkan dalam kancah per-bloger-an tanah air. Semoga saja.
Rukun Agawe Santoso Seperti Ini (dwiki dok)
Untuk foto-foto acara bukber lainnya –yang mungkin berbeda dari sudut pengambilan gambarnya ketimbang lainnya– sekalipun terlambat akan saya tampilkan di hari-hari mendatang. Keterlambatan ini lantaran tempo hari saya buru-buru mau mudik, dan baru sempat meluangkan waktu meng-upload setelah balik.
Akhirnya, apabila dalam postingan-postingan saya selama ini ada kekurangnyamanan bagi yang membacanya, atau ada komentar-komentar dari pembaca yang kurang proporsional mendapat komentar balik, mumpung masih awal-awal bulan Syawal saya mohon maaf. Lahir dan bathin.
*****
Dwiki Setiyawan's Blog 